“Doa yang benar,” tulis Samuel M. Zwemer, “adalah Allah Roh Kudus yang berbicara kepada Allah Bapa dalam nama Allah Putra, dan hati orang percaya adalah ruang doanya.” Ada dasar Alkitab yang menegaskan bahwa keengganan dan keengganan kita yang kronis untuk berdoa, serta ketidaktahuan kita tentang bagaimana berdoa dengan benar, mendapatkan jawaban lengkapnya dalam pelayanan Roh Kudus di dalam hati kita. Oleh karena itu perintah Santo Paulus, “Berdoalah senantiasa dalam Roh” (Ef. 6:18). Roh Kudus adalah Sumber dan Pemelihara kehidupan rohani kita. “Jika kita hidup oleh Roh, baiklah kita hidup oleh Roh” (Gal. 5:25). Karena doa digambarkan dalam Kitab Suci sebagai faktor penting dalam kemajuan kehidupan Kristen, tidak mengherankan jika Roh Allah terlibat sangat dalam dalam bidang ini.
Abstract
“True prayer,” wrote Samuel M. Zwemer, “is God the Holy Spirit talking to God the Father in the name of God the Son, and the believer’s heart is the prayer room.” There is scriptural warrant for asserting that our chronic disinclination and reluctance to pray, as well as our ignorance of how to pray aright, find their complete answer in the ministry of the Holy Spirit in our hearts. Hence St. Paul’s injunction, “Pray at all times in the Spirit” (Eph. 6:18).The Holy Spirit is the Source and Sustainer of our spiritual life. “If we live by the Spirit, let us also walk by the Spirit” (Gal. 5:25). Since prayer is represented in Scripture as an essential factor in progress in the Christian life, it is not surprising to find that the Spirit of God is deeply involved in this sphere.
DOI: https://doi.org/10.54345/jta.v7i1
Published: 2023-12-29